Salam hangat
untuk sahabtku tercinta di ibu kota
Hai...
bagaimana kabarmu di sana?
ini aku sahabat kecilmu yang kau tinggal di atas meja
sahabtmu yang kini menua tak berharga
juga sahabtmu yang berdebu tanpa belaian tanganmu
Wahai sahabatku....
kau masih ingat aku kan?
aku yang selalu kau bopong dulu
yang selalu kau sapa di kala malam tiba
Wahai sahabatku....
tidakkah kau ingat saat membaca surat pertamaku?
saat itu kau membaca dengan terbata-bata
namun aku sangat bangga akan keinginanmu untuk bisa
tidakkah kau tahu sahabatku
betapa aku merindukan suaramu
suara yang begitu merdu saat melantunkan syair-syairku
Wahai sahabatku....
kapan lagi kau kan menyapaku?
membersihkan debu yang mengotori tubuhku
mendekap erat tubuhku
serta membaca surat-suratku
Wahai sahabatku...
tidakkah kau rindu padaku?
By : Indra Irawan