Minggu, 31 Oktober 2010

Alam tak Hanya Diam


jangan pernah berfikir,,,,,
jika alam hanya diam,,,
jika alam selalu bersahabat...
hingga tangan-tangan tak bermakna
membolak-balikkan layak bola yang tak berisi apa-apa

tapi dibalik keindahan dan kediamannya
ada siklus yang tertata rapi
dimana dan kapan dia akan menunjukan
bahwa dia tak hanya diam

begitu banyak tangan-tangan tak bermakna
merusak dan mengkikis
nyawa dan pori-pori alam yang begitu berarti
tanpa berpikir apa yang terjadi esok hari
tanpa melihat akan terjadi bencana hebat

tapi sang pencipta memang maha kuasa
dan maha adil,,,,,

kini  telah terbukti jika alam tidak hanya diam
jika alam sedang tak bersahabat
dan alampun tak peduli lagi

berapa jiwa yang akan dia buat menangis
berapa raga yang akan dia buat tak berdaya
berapa nafas yang akan hilang tanpa bekas

jika detik ini
sang pencipta masih memberikan nafas yang terengah dalam jiwa
masih memberikan rasa yang menyatu dalam dalam raga
dsitulah tersimpan seribu kesempatan,,,,,,
tuk belajar menyatu dengan alam
menumbuhkan kehidupan baru
menjadi jiwaraga
yang tak pernah lengah tuk berdoa
yang tak pernah lupa dengan kebesaran-NYA

By: por wanti

Jumat, 29 Oktober 2010

Air mata Senja

Mengapa hari sudah senja
padahal tanganku belum menulis apa-apa?
mengapa hari sudah senja
padahal kakiku belum melangkah kemana-mana?

mengapa hari sudah senja
sedang tanganku belum sempat memegang sebuah piala?
mengapa hari sudah senja
sedangkan aku belum sempat membuat mereka bangga?

mungkin karena aku terlena
dengan berbagai keindahan yang ternyata fana?
atau mungkin karna akku terayu
dengan permainan yang ternyata palsu?

kini hari sudah senja
tubuhkupun sudah terlalu renta
hanya butiran air mata
yang bisa ku teteskan tuk mengisi waktu senja


by : Indra irawan

Rabu, 27 Oktober 2010

Wajah sang Malaikat

Saat pertama menyapa dunia
hati bertanya siapaka dia?
wanita dengan senyum merona 
meski deraian keringat menutupi wajah ayunya

Saat pertama singgah di dunia
hatiku gundah
kemana tangan mungilku ini kan menengadah?
kemana tubuhku yang lemah ini kan berpasrah?

Aku takut menatap wajah itu
aku menjerit,meronta mengharap belas kasihnya
aku berusaha menghindari cengkraman tangannya

Tapi....
entah mengapa 
rasa takutku hilang seketika
kegundahanku terjawab semua
saat kurasakan dekapan hangatnya

Mungkinkah ini malaikat pelindungku?
inikah malaikat yanga pernah allah janjikan padaku?
inikah malaikat yang bernama "IBU"?


Indra Irawan

Selasa, 26 Oktober 2010

Puisi Sampah


aku tanya pada tong smpah yang dekil dan bau
hey.... tong sampah kenapa kau berdiri di situ?
dengan penuh kerendahan hati dan sedikit rasa gugup ia menjawab
saya berdiri di sini untuk memperindah lingkungan yang di rusak oleh plastik-plastik itu

akupun bertanya pada plastik mewah pembungkus barang mahal
hey... plastik mengapa kau berserakan di situ?
dengan penuh rasa angkuh dan sombong ia menjawab
gue sengaja berserakan di sini biar loe-loe pade malu dengan kemalasan sendiri

dengan lirih akupun bertanya pada diri sendiri
hey.... manusia mengapa engkau malas?
apa engkau tidak malu dengan teguran puisi sampah ini?


By : Indra Irawan

Sabtu, 23 Oktober 2010

Pesona Sebutir Mutiara

ku tatap sebutir mutiara
yang cahayanya sangat pempesona
menyilaukan setiap mata yang memandangnya
parasnya tampak begitu jelita

mengoda tanganku untuk menggenggamnya
ingin rasanya hati ini memilikinya
mendapatin cahaya indahnya
dan membelai kelembutan parasnya
tapi aku takut...
aku takut tatapan mataku hanya akan mersdupkan cahaya putihnya
aku takut belaian tanganku hanya akan menggoreskan sebuah noda
biarlah....
biarlah ia tetap disana
biarlah ia tetap bercahaya
sampai aku mampu untuk memberi tebusan untuknya

 

By : Indra Irawan


Senin, 18 Oktober 2010

Naungan si Langit Malam


 nyaman nian si langit malam
 tidur nyenyak berselimut awan
sedang dijalan  ratusan anak menggigil kedinginan

nyaman nian si langit malam
tidur nyenyak tanpa sepikul beban
sedang dijalan ratusan anak bergadang agar esok tetap makan
nyaman nian si langit malam
bersuara lantang minta untuk di dengar
sedangkan ia tak pernah mendengar rintihan anak di tepi jalan
"wahai kau si langit malam 
yang menaungi semesta alam,
berikanlah kami naungan sebagaimana yang pernah engkau janjikan"


By : Indra Irawan